Sabtu, 20 Agustus 2011

Yuk Poles Bodi Motor, Hindari Belang Kayak Permen!

Salah satu trik sederhana bikin cantik tampilan kuda besi kesayangan, dengan cara memoles bodinya. Eh, tapi melakukan itu kudu hati-hati. Sebab kalo enggak, justru bisa merusak catnya.
“Iya, bukannya kinclong, malah belang blentong,” keluh Soni Keswani, pekerja swasta yang coba-coba poles sendiri bodi motor kesayangannya.  

Nah biar paham, berikut ini akan dibahas metode dan bahan yang digunakan untuk memoles bodi besutan.

Tapi sebelumnya, siapkan dulu alat-alatnya; quick detailer, cleaner wax, microfiber towel dan clay. Semua bahan dan alatnya dijual sepaket di toko car care dengan harga Rp 400 ribuan. 

Oh ya paling utama, Daniel Saputra selaku produk spesialis Meguiar’s di Radio Dalam, Jaksel bilang, “Karena bodi motor berliku, jadi gak perlu pake mesin poles,” jelasnya.

Pertama, proses claying untuk mengangkat kotoran yang sudah lama menempel di bodi motor seperti bekas aspal dan kotoran yang mengerak. Selain itu, efek dari proses ini juga dapat menyegarkan dan menghaluskan cat motor seperti semula.

Mau coba? Pertama gosok cairan clay di sekujur cat motor dengan dilubrikasi dulu pakai wax (cairan khusus poles), dilanjutkan dengan menggosok secara merata lalu diseka.

Karena termasuk kategori aman, proses claying (Gbr.1) boleh dilakukan tiap 6 bulan sekali. “Atau bisa juga jika kotoran membandel dirasa sudah mulai nampak,” anjur Daniel. Oke lanjut ke proses selanjutnya yakni polishing.

Langkah ini bertujuan untuk menghidupkan kembali warna cat dan memberikan proteksi terhadap sinar UV. Nah proses ini sangat riskan. Sebab kalau salah memperlakukan cat pada proses polishing cat malah bisa kusam.

“Biasakan kalau memoles membentuk lingkaran kecil, sehingga tak ada bagian yang terlewati. Juga menekannya jangan terlalu kuat, sebab polish mengandung unsur abrasive yang dapat mengikis lapisan pernis pada permukan bodi” urai pria ramah ini.

Semua proses di atas akan bertahan lama jika dilakukan tiap 3 minggu sekali. “Yang perlu diingat yakni gunakan selalu kain microfiber (Gbr.2) karena kain tersebut dapat mengangkat dan bukan memindahkan kotoran,” wanti Daniel.

Masih ujarnya, “Gunakan kain yang berbeda di tiap proses agar cairan-cairan tersebut tidak bercampur satu sama lainnya,” tutup pria murah senyum ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar